Saturday, February 16, 2008

Bisnis 14-Feb-08: HKTI: Distribusi pupuk bersubsidi jangan serahkan ke pedagang

Kamis, 14/02/2008 19:23 WIB

HKTI: Distribusi pupuk bersubsidi jangan serahkan ke pedagang

oleh : Djony Edward

JAKARTA (Antara): Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengingatkan pemerintah agar tidak menyerahkan distribusi pupuk bersubsidi kepada pedagang karena hanya akan merugikan petani.

Ketua HKTI, Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis menyatakan, pabrik pupuk merupakan milik negara dan ongkos produksinya dibiayai dengan uang rakyat melalui APBN, namun begitu menghasilkan pupuk yang dibutuhkan rakyat justru distribusinya diserahkan kepada pedagang.

"Distribusi pupuk bersubsidi jangan diserahkan ke pedagang karena pedagang mencari untung," katanya ketika menerima sejumlah petani unggulan peserta Apresiasi Pengembangan SDM Pertanian 2008.

Kegiatan tersebut diikuti 33 petani dari 11 kabupaten yakni Kabupaten Maros, Sulsel, Kabupaten Bungo, Jambi, Kabupaten Bulungan dan PPU, Kaltim, Kabupaten Banyuwangi, Mojokerto, Nganjuk dan Kediri Jatim serta Kabupaten Klaten, Boyolali dan Brebes.

Sebelumnya sejumlah petani yang diterima Ketua HKTI tersebut mengungkapkan terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah mereka serta tingginya harga sarana produksi tersebut melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Ketika kami membutuhkan pupuk pada saat musim tanam justru langka dan harganya tinggi," kata Haryanto petani asal Kabupaten Klaten.

Dia mengungkapkan harga pupuk bersubsidi di pasaran mencapai Rp70.000/karung isi 50 kilogram lebih tinggi dari yang seharusnya Rp52.500/karung.

Prabowo yang juga Ketua Umum Asosiasi Distribusi Barang-barang Bersubsidi menyatakan, barang-barang bersubsidi bukan barang dagangan sehingga tidak boleh didistribusikan oleh pedagang karena mereka hanya mencari keuntungan.

Oleh karena itu, tambahnya, untuk membenahi sistem distribusi pupuk bersubsidi HKTI mengusulkan kepada pemerintah agar penunjukan distributor sarana produksi tersebut dilakukan oleh bupati.

Menurut dia, bupati merupakan pejabat yang mengetahui secara langsung kebutuhan pupuk maupun jumlah petani di wilayahnya sehingga penunjukkan distributor oleh bupati dirasa lebih tepat guna mengantisipasi rembesan pupuk subsidi yang seharusnya untuk tanaman pangan ke sektor lain.

"Bupati merupakan ujung tombak dalam pendistribusian pupuk. Oleh karena itu penunjukan distributor seharusnya diberikan ke bupati, mereka juga bisa mencabut izin distributor yang nakal," katanya.

Distributor pupuk bersubsidi, tambahnya, seharusnya tidak mengambil keuntungan secara langsung dari komoditas yang dimaksudkan untuk membantu petani tersebut namun dari margin ongkos angkut atau manejemen distribusi.

bisnis.com

http://web.bisnis.com/sektor-riil/agribisnis/1id43855.html

2 comments:

Unknown said...

saya senang mendengar adanya seorang figur seperti prabowo yang mau terjun memajukan pertanian dan perternakan di Indonesia dan memang seharusnya kita memanfaatkan pertanian dan perternakan untuk kekuaatan ekonomi dinegeri ini dan kita harus memilih dan memakai apa yang di hasilkan dari dalam negeri juga harus mampu memonopoli perdagangan dalam negeri dan bersaing dalam perdagangan luar negeri.kita harus bisa mencontoh dari negera-negara maju dimana mereka lebih bangga atas apa yang dihasilakan dari dalm negerinya.di Inggris saja hotel bintang lima selalu memakai hasil dalam negerinya yang mereka sebut FARMERS MARKET. dan kita harus hentikan apa apa yang tergantung dengan bisnis TERIMA JADI SAJA YANG PENTING CEPAT DAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI JUGA BANGSA LAIN.disini Saya lihat kita sudah hilang rasa Nasionalisnya,dan kita lebih senang dari apa yang di hasilkan oleh bangsa lain ,ini sudah saya lihat dari bocah smpai orang pemerintahan dan pengusaha kita tidak ada yang memikirkan arti dari CINTA PADAMU NEGERI.yang di pikirkan ENTERTAIN,Gosip,politik ancur bangsa yang ngga ada ujungnya.setiap tahun dan setiap waktu pemilu hanya partai saja tapi yang namanya kesejahteran rakyat serta pendapatan rakyat tidak ada yang peduli malah harga jual yang meningkat istilahnya PENGELUARAN LEBIH BESAR DARI PENDAPATAN.saya berkomentar seperti ini agar kita mulai sekarang memikirkan nasib bangsa dan rakyat kecil.serta rasa Nasionalis tinggi pada bangsa.dibanding kan negara inggris negara kita ini negera kaya .inggris hanya mengandalkan pajak dan SDMnya sedangkan negara kita memiliki potensi alam yang luas dan kalo mau jujur pajak yang kita kumpulkan lebih besar dibandingkan negara lain yang jadi masalah Uangnya larinya kemana ,jangan larinya kekantong pribadi yang aji mumpung kalo sedang menjabat setelah lima tahun.cuci tangan buang muka.Saran saya dari sekarang tolong pikirkan kekuatan ekonomi kita yang bersumber dari alam ,pertanian dan perternakan gunakan hasil negeri sendiri dan pemerintah harus mampuh memprogramkan setiap Hotel dan Restauran yang ada diIndonesia pakai produk lokal.dan jangan tergantung dari produk luar negeri.MONOPOLI WAJAR TAPI HASILNYA UNTUK RAKYAT KECIL.dan jangan jual aset negara dengan dalih kerjasama Investasi luar negeri.

ihsan sang supir angkot said...

assalamualaikum..., salam sejahtera buat semuanya...

Saya sebagai mahasiswa merasa senang sekali, dengan hadirnya seorang sosok pemimpin yang mempunyai keberpihakan kepada kaum petani, yang mana notabenenya adalah kaum yang perlu di perhatikan kesejahteraannya dengan sebaik mungkin. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)yang merupakan jembatan aspirasi bagi para petani-petani indonesia dalam menyampaikan keluh kesah meraka. Mudah-mudahan untuk ke depannya, HKTI dapat lebih dan lebih kuat dalam mendengar dan menyampaikan aspirasi dari kaum petani indonesia. Hidup kaum petani indonesia,,,,, Jayalah terus HKTI kita,,,,

Oh iya, saya mempunyai keinginan untuk ikut menyumbangkan segenap pikiran dan tenaga saya untuk dapat bergabung dalam Himpunan Kerukutan Tani Indonesia (HKTI), untuk itu saya memohon dengan sangat agar dapat memberikan informasi alamat cabang HKTI yang berada di Jogja, ataupun cabang GERINDRA di Jogja.

Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Dari : Ihsan Ahmad Barokah
Email : ihsan.ftugm06@yahoo.com